Ingkar

Ingkar perintah raja masih ditahap biasa-biasa je. Biasa la, manusia sesama manusia, kengkadang ada yang tak sependapat. Ingkar dengan pemimpin lagilah biasa. Mereka bukan pencipta bukan juga pendeta. Banyak juga arahan bersifat peribadi. Jadi bila ada akar umbi ingkar, memang biasa.

Tapi kalau ingkar dengan perintah Allah, itu dah bukan biasa-biasa. Itu sesuatu yang sangat luar biasa.

Kengkadang kita rasa lebih biasa, lebih selesa mengingkari perintah Allah, tapi cukup takut mengingkari perintah raja dan pemimpin. Contoh paling senang, dengar Azan berkumandang di masjid, kita tak terus bersegera solat menyahut seruan Azan. Masih duduk berteleku depan TV sampai habis waktu.

Suruh pegi Haji, masih berdolak dalik walaupun duit sudah berkepok-kepok. Kalaupun duit masih tak cukup, alasan biasa kita tak sampai seru. Sedangkan perintah Allah itu sudah jelas dan nyata ada dalam Al Quran.

Allah larang riba, tapi keingkaran kita sangat nyata. Masih lagi berurusniaga berunsur riba. Perintah Allah terus dicampak ke dalam tong sampah.

Larangan jangan mendekati zina juga sangat biasa diingkari. Sudah biasa terutama muda-mudi yang hangat bercinta. Orang tua pun apa kurangnya.

Itulah dia secebis kisah keingkaran tak bertempat. Mungkin kita lebih takut dengan perintah raja sebab mereka ada kuasa menghukup kita. Macam zaman dahulu kala, rakyat yang ingkar perintah raja akan dihukum bunuh. Ia sangat menakutkan. Hukuman Allah mungkin kita tak nampak. Iyelah, semua tu kan cerita alam akhirat. Sesetengah dari kita rasa benda tu karut dan tak masuk akal. Sebab tu la selamba je ingkar.

Kalau kita kenal siapa diri kita, sudah pasti kita akan tahu, keingkaran mana paling dahsyat. Salam Jumaat penuh barakah. Semoga kita dapat memanafaatkan masa kita sebaiknya.

Wassallam….